Tari Tor Tor sangat lekat dengan kepercayaan masyarakat suku Batak. Tari Tor Tor digelar pada acara ritual berkaitan dengan roh-roh. Roh tersebut dipanggil untuk masuk ke dalam patung-patung batu yang merepresentasikan para leluhur. Patung tersebut lalu bergerak seperti menari tetapi hanya gerakan kaki yang berjinjit dan gerakan kecil pada pergelangan tangan. Gerakan dasar ini yang kemudian menjadi dasar gerakan tariTor Tor.
Tari Tor Tor adalah tari tradisional masyarakat suku batak. Tari ini diiringi alat-alat musik tradisional seperti suling, terompet dan gondang. Sejarah Tari Tor Tor sudah ada dari 500 tahun yang lalu dan menyebar luas di kalangan suku batak dan Mandailing. Pada jaman dahulu tari Tor Tor digelar sebagai bagian perayaan sakral jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Pada suku Mandailing, tari tor tor dimainkan untuk perayaan, hajatan dan penyambutan tamu yang dihormati. Pada masa penjajahan Belanda, ada bunyi tertentu yang ditabuh pada gondang yang menandakan kedatangan serdadu Belanda yang tujuannya sebagai tanda agar penduduk desa segera mengungsi. Bunyi lainnya adalah tanda untuk meminta masyarakat agar kembali ke desa karena Belanda sudah pergi.